I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Erosi
merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin
diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi
adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan
tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya
adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan
tingkat erosi yang tinggi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan
es. Intensitas
curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen,
misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi
yang tinggi.
Mengapa terjadinya erosi di kecamatan Mesjid
Raya ? karena salah satunya di kecamatan Mesjid Raya ini merupakan daerah
pesisir, jadi di beberapa gampong banyak mengalami terjadinya erosi baik itu erosi
longsor maupun erosi yang menyebabkan banjir sekalipun yang telah di alami pada
tahun 2013 lalu. Dan banyak juga terjadinya abrasi yang merupakan proses pengikisan pantai oleh
tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Selain erosi pantai banyak juga terjadinya erosi-erosi di pinggiran sungai
mulai dari erosi kecil-kecilan hingga erosi yang sangat besar. Selain erosi
yang telah disebutkan tadi ada beberapa erosi yang terjadi di kecamatan Mesjid
Raya seperti erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit dan erosi
tebing sungai. Penyebab dari beberapa erosi tersebut salah satunya tidak adanya
tanaman penutup tanah yang dapat melindungi permukaan tanah sehingga sangat
mudah terjadinya erosi serta jenis tanah dan kemiringan lereng yang cukup besar. Dan penyebab lain dari terjadinya erosi di Kecamatan
Mesjid Raya ini yaitu kurangnya tanggul adau beton-beton yang dibuat khusus
untung pencegah terjadinya Erosi di beberapa tempat.
Dampak dari erosi adalah
menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi
lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang
akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain
itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan
mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran
jalur pelayaran.
Erosi dalam
jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya,
kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air.
erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi,
kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya
erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim,
kecepatan angin, frekuensi badai. Faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan,
porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk
tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna
lahan oleh manusia.
Umumnya,
dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,
frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih
terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada
area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area
dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau
batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air
meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan
yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan.
A. Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum Konservasi Sumber Daya Lahan (KSDL) ini mengenai erosi yang
terjadi di Kecamatan Mesjid Raya ( Krueng Raya ) adalah untuk mengetahiu apa
penyebab terjadinya erosi di Daerah tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.
A. Manfaat
Praktikum
A. Hipotesis
1.
Countur Farming, yakni dengan melakukan penanaman pada
lahan dengan berdasar pada garis kontur. Dengan demikian, sistem perakarannya
bisa membantu menahan tanah.
2.
Terassering, yakni dengan melakukan penanaman
berdasarkan sistem teras demi teras. Tujuannya untuk mencegah terjadinya erosi
pada tanah yang dipicu oleh pengaruh kuat gravitasi.
3.
Membuat tanggul pasangan merupakan langkah untuk
menahan hasil erosi.
4.
Contour Plowing, yaitu dengan membajak tanah searah
dengan garis kontur. Dengan demikian akan muncul alur tanam yang horizontal.
5.
Contour Strip Cropping, yakni dengan melakukan
kegiatan bercocok tanam dan membagi bidang-bidang pada tanah tersebut dalam
bentuk yang sempit juga memanjang. Pemetaan ini harus ikut pada garis kontur
dengan demikian bentuknya akan berbelok-belok.
6.
Crop Rotation, yakni usaha untuk mencegah erosi dengan
cara mengganti jenis tanaman yang menjadi komoditi pertanian agar tanah pada
lahan tani tidak terkuras unsur haranya karena diisap secara terus menerus oleh
tanaman yang itu-itu saja.
7.
Pemupukan, Cara mencegah erosi yang satu ini bertujuan
untuk mengembalikan vitalitas tanah sehingga ia tidak akan mudah terbawa oleh
air, es maupun angin.
8.
Reboisasi, langkah ini sangat signifikan. Dengan
menanami kembali lahan gundul maka potensi erosi bisa ditekan seminimal
mungkin. Langkah reboisasi ini juga harus bersinergi dengan pelarangan menebang
pepohonan sembarangan utamanya di daerah yang rawan erosi.
9.
Drainase, yakni dengan mengatur sirkulasi air demi
untuk memaksimalkan kesuburan tanah. Ingat, tanah yang subur lebih solid dan
tidak mudah terkikis.
10.
Cara mencegah erosi lainnya
adalah dengan membangun atau memasang tembok batu rangka besi di pinggiran
sungai. Langkah ini sangat efektif dalam mengurangi resiko terjadinya bencana
alam erosi sungai.
I.
KEADAAN UMUM WILAYAH
Kecamatan Mesjid Raya
memiliki 13 desa administratif yang terbagi kedalam 2 mukim. Mukim adalah
struktur pemerintahan adat yang diakomodirkan dalaam Undang-Undang Pemerintahan
Aceh (UUPA) tahun 2007. Dua mukim yang ada di kecamatan Mesjid Raya adalah
Mukim Lamnga/Neuheun dengan luas 46,50 km2 yang terdiri dari 5 desa,
yaitu : Lamnga, Gampong Baro, Neuheun, Durung dan Ladong. Dan Mukim Krueng Raya
seluas 63,88 km2 membawahi 8 desa yaitu : Ruyung, Paya Kameng,
Beurandeh, Meunasah kulam, Meunasah keudee, Meunasah mon, Ie suum dan Lamreh. Di Kecamatan
Mesjid Raya memiliki jenis tanah yang umumnya berpasir dan lempueng berpasir
ada juga dibeberapa Gampong yang jenis tanahnya pasir berdebu. Dan pada
Gampong-gampong bagian pegunungan memiliki jenis tanah litosol. Tanah litosol disebut juga dengan tanah berbatu-batu karena
tanah ini didapat dari pelapukan bebatuan yang masih belum sempurna sehingga
masih nampak seperti bebatuan yang besar dan kasar. Tanah jenis ini sangat
tidak cocok untuk lahan pertanian karena memiliki unsur hara yang sedikit. Pada
umumnya jenis tanah seperti ini bisa dijumpai disekitar lereng gunung.
Penggunaan
lahan di kecamatan Mesjid Raya yaitu sebagian besar digunakan dalam bidang
pertanian, diantaranya bercocok tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan rakyat serta dipergunakan dalam bidang perikanan dan peternakan.
Pertanian
tanaman pangan bukan merupakan produk unggulan di kecamatan Mesjid Raya.
Produksi padi sawah di Mesjid Raya pada tahun 2012 hanya 115 ton, dengan luas
tanam 50 Ha dan luas panen 25 ha,tingkat produktivitas 4,6 ton/Ha. Produksi
padi di Mesjid Raya ini merupakan produksi padi terkecil di kabupaten Aceh
besar. Kecamatan Mesjid Raya memiliki
dua mukim yaitu mukim Lamnga/ Neuheun yang terdiri atas 5 desa yaitu : Lamnga,
Gampong Baro, Neuheun, Durung dan Ladong. Dan mukim Krueng Raya yang terdiri
dari 8 desa yaitu : Ruyung, Paya Kameng, Beurandeh, Meunasah Kulam, Meunasah
Keudee, Meunasah Mon, Ie Suum dan Lamreh. Luas kecamatan Mesjid Raya seluas
110,38 km2 .
Jumlah
penduduk kecamatan Mesjid Raya tahun 2012 mencapai 22.033 jiwa, yang terdiri
dari 11.231 jiwa laki-laki dan 10.802 jiwa perempuan. Jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang berjumlah 21,342 jiwa, pada tahun 2012, penduduk Mesjid
Raya mengalami pertumbuhan sebesar 3,24 %. Sebagian besar penduduk Mesjid Raya
umumnya bekerja sebagai nelayan tetapi pada bagian gampong Ie Suum banyak
terdapat penduduk yang bekerja sebagai petani. Pendidikan di kecamatan Mesjid
Raya memiliki jumlah sekolah umum negeri dan swasta jenjang pendidikan pada
tahun 2012 yaitu : SD 10, SLTP 2, dan SMU 1. Jumlah tenaga dokter dan personil
kesehatan unit kerja ( termasuk Pustu dan Polindes ) di kecamatan Mesjid Raya
tahun 2012 yaitu : Dokter Umum 1, Dokter Gigi 1, Perawat 8, Bidan 12, Dokter
Gizi 1, Kesmas 2, dan Tehnisi Medis 2.
I.
PEMBAHASAN
Kecamatan
Mesjid Raya merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Aceh Besar
dengan ibu kota Meunasah Mon. Luas wilayahnya mencapai 110,38 km2 atau
sekitar 3,7 % dari total luas wilayah kabupaten Aceh Besar. Letak astronomisnya
antara 5,490 - 5,650 LU
dan 95,390 – 95,600 BT.
Dilihat dari letak geografisnya, sebagian besar wilayah di kecamatan Mesjid
Raya adalah pesisir. Sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan selat
Malaka. Sebelah selatan berbatsan dengan kecamatan Kuta Baro, kecamatan Blang
Bintang, kecamatan Montasik dan kecamatan Indrapuri. Di sebelah barat
berbatasan dengan kecamatan Darussalam dan kecamatan baitussalam. Sedangkan
sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Seulimum. Jumlah penduduk yang
mencakup 13 gampong dan jenis kelamin dalam kecamatan Mesjid Raya tahun 2012
yaitu total dari pria 11.231 Jiwa, wanita 10.802 Jiwa jumlah dari keduanya
22.033 Jiwa yang memiliki total seks ratio 104 (sumber BPS kab.Aceh Besar).
Daerah
kecamatan Mesjid Raya sekitar 60 % berlokasi di pinggiran laut, sehingga tanah
di kecamatan tersebut umumnya berpasir, tanah berpasir sangat mudah terjadinya
erosi apalagi jika tidak ditanami tanaman penutup tanah atau tanaman maggrov
yang dpat mengurangi terjadinya beberapa erosi dan abrasi di pinggiran pantai.
Di kecamatan Mesjid Raya ini ada juga daerah-daerah perbukitan yang mengalami
beberapa erosi, baik itu erosi alur, erosi lembar, erosi tebing sungai maupun
erosi longsor.
Beberapa
gambar terjadinya erosi di Kecamatan Mesjid Raya :
Gambar
1. Erosi tanah longsor di perbukitan Meunasah Keudee
Gambar
2. Erosi tanah longsor di perbukitan Meunasah Keudee
Erosi
tanah longsor (landslide) merupakan
suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada
suatu saat dalam volum yang besar. Pada gambar 1 dan 2 ini ialah gambar longsor yang telah terjadi
pada beberapa tahun yang lalu yang mengakibatkan tanah-tanah bagian atasnya
jatuh kebawah, sehingga telah terjainya pengerasan tanah dan bisa jadi pada
suatu saat nanti tanah ini akan kembali longsor jika sudah tidak ada lagi
tanaman penutup tanah diatasnya. Tetapi di perbukitan gampong Meunasah keudee
ini masih banyak dipergunakan sebagai pemukiman, padahal seperti yang kita
lihat, bahaya dari pada longsor ini akan berakibat fatal bagi perumahan warga
tersebut.
Gambar
3. Longsor Alur (Rill erosion) di gampong ie suum
Erosi
alur ini merupakan pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan
pertikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi didalam
saluran-saluran air. Alur-alur yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan
dengan pengolahan tanah. Seperti yang kita lihat pada gambar erosi alur masih
kecil tetapi besar kemungkinan jika hujan lebat datang bisa terjadinya erosi
alur yang besar, karena tidak ada tanaman yang dapat mengikat tanah tersebut,
sehingga tanaman mudah tererosi.
Lahan
diperbukitan jalan menuju ie suum ini bnyak di manfaatkan sebagai padang
pengembalaan ternak, seperti tambak jelas digambar. Selain berfungsi sebagai
tanaman pencegah erosi, tanaman di atas perbukitan ini di gunakan untuk pakan
ternak. Dan untuk tanaman berkayu sebagian digunakan untuk kayu bakar.
Gambar
4. Erosi Lembar (Sheet Erosion) di perbukitan di Meunasah Mon
Gambar
5. Erosi Lembar (Sheet Erosion) di perbukitan di Meunasah Mon
Erosi
lembar yaitu erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah
berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff). Erosi ini
tidak begitu jelas terlihat karena terjadi pada lahan hamparan.
Gambar
6. Erosi Tebing Sungai atau Abrasi (Streambank erosion)
Erosi
Tebing Sungai (Streambank erosion) merupakan pengikisan tanah pada
tebing-tebing sungai dan pengerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi
tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika
dilakukan pengolahan tanah terlalu dekat tebing.
Gambar 7. Tanggul
penahan erosi
Gambar 8. Penampang tanggul
pinggiran sungai dari jauh
Pada gambar 8 di atas merupakan
gambar tanggul dipinggiran sungai yang kebetulan sungai pada saat itu
dikecamatan mesjid raya sedang mengalami musim kemarau sehingga sungai-sungai
menjadi surut dan jika dalam keadaan musim hujan bisa saja airnya meluap keatas
dan terjadinya banjir ataupun erosi. Membuat tanggul dipinggir-pinggir sungai
merupakan langkah untuk menahan hasil erosi. Karena dengan adanya tanggul ini
erosi atau nama lain dari abrasi yang merupakan erosi dipinggir sungai atau
pantai dapat dicegah, selain dapat mencegah terjadinya erosi dapat juga
mencegah terjadinya banjir.
Jenis tanah di Kecamatan Mesjid Raya
ada beberapa Gampong yang jenis tanahnya litosol dan ada juga jenis tanah yang
berpasir karena dari 13 gampong ada beberapa Gampong yang berada di pinggiran
laut dan ada juga di Pegunungan.
Lampiran 1. Data curah hujan dan hari hujan Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2003 sampai dengan 2012.
Bulan
|
Curah
Hujan (mm)
|
|||||||||||||||||||
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
|||||||||||
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
CH
|
HH
|
|
Januari
|
167,7
|
17
|
162,8
|
7
|
205,2
|
17
|
159,4
|
6
|
192,5
|
12
|
160,9
|
13
|
276,5
|
18
|
149,4
|
6
|
152,5
|
12
|
91,7
|
9
|
Februari
|
206,8
|
9
|
151,5
|
10
|
39,9
|
3
|
151,5
|
10
|
7,7
|
2
|
23,7
|
5
|
113
|
4
|
112,9
|
5
|
82,3
|
12
|
78,4
|
14
|
Maret
|
130,4
|
13
|
199,2
|
12
|
157,8
|
15
|
199,2
|
12
|
144,7
|
9
|
162,1
|
12
|
114,6
|
12
|
105,4
|
15
|
223,5
|
13
|
99,5
|
10
|
April
|
96,2
|
12
|
95,8
|
13
|
60,7
|
8
|
87,3
|
12
|
114,3
|
7
|
86,4
|
8
|
191
|
7
|
219,5
|
15
|
142,3
|
11
|
78,6
|
9
|
Mei
|
122
|
12
|
72,8
|
9
|
97,5
|
12
|
72,8
|
9
|
80,1
|
12
|
62,3
|
11
|
178,1
|
9
|
53,5
|
7
|
58,8
|
10
|
98,4
|
15
|
Juni
|
45,1
|
8
|
126,6
|
12
|
159,4
|
11
|
126,6
|
12
|
100,1
|
13
|
18,4
|
6
|
21,9
|
1
|
190,1
|
13
|
19,8
|
4
|
41
|
5
|
Juli
|
63,7
|
8
|
59,5
|
10
|
37,6
|
9
|
59,5
|
10
|
75,5
|
7
|
49,1
|
9
|
6,2
|
5
|
89,1
|
10
|
55,6
|
7
|
28
|
9
|
Agustus
|
111,5
|
8
|
29,9
|
5
|
33,4
|
6
|
27,4
|
4
|
21
|
5
|
53,2
|
11
|
118,3
|
12
|
73,5
|
9
|
68,1
|
7
|
38
|
6
|
September
|
56,6
|
10
|
150,5
|
9
|
77,6
|
6
|
150,5
|
9
|
81,5
|
11
|
68,9
|
8
|
126,8
|
12
|
75,6
|
11
|
136,8
|
9
|
77,6
|
6
|
Oktober
|
290,7
|
15
|
148,5
|
19
|
203
|
17
|
159,3
|
19
|
125,5
|
11
|
62,3
|
11
|
43,5
|
7
|
116,5
|
9
|
41,8
|
10
|
117,2
|
15
|
November
|
126,9
|
9
|
213,6
|
15
|
123,8
|
13
|
213,6
|
15
|
179,7
|
15
|
302
|
20
|
316,5
|
18
|
461
|
22
|
164,4
|
9
|
199,1
|
12
|
Desember
|
120
|
14
|
92,6
|
14
|
253,2
|
18
|
94,6
|
15
|
197,8
|
12
|
166,7
|
16
|
254
|
14
|
334
|
16
|
123,4
|
15
|
122,1
|
13
|
Jumlah
|
1537,6
|
135
|
1503,3
|
135
|
1449,1
|
135
|
1501,7
|
133
|
1320,4
|
116
|
1216
|
130
|
1760,4
|
119
|
1980,5
|
138
|
1269,3
|
119
|
1069,6
|
123
|
Sumber : BMKG, Stasiun Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika Blang Bintang (2012)
II.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Penyebab dari beberapa erosi di Kecamatan Mesjid Raya salah
satunya tidak adanya tanaman penutup tanah yang dapat melindungi permukaan
tanah sehingga sangat mudah terjadinya erosi serta jenis tanah dan kemiringan
lereng yang cukup besar. Dan penyebab lain dari terjadinya erosi di Kecamatan
Mesjid Raya ini yaitu kurangnya tanggul adau beton-beton yang dibuat khusus
untung pencegah terjadinya Erosi di beberapa tempat. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah konservasi tanah, mencakup: (1) Countur Farming, yakni dengan melakukan penanaman pada
lahan dengan berdasar pada garis kontur. (2) Terassering,
yakni dengan melakukan penanaman berdasarkan sistem teras demi teras. (3) Membuat tanggul pasangan merupakan langkah untuk
menahan hasil erosi.(4) Contour
Plowing, yaitu dengan membajak tanah searah dengan garis kontur. (5) Contour Strip Cropping, yakni dengan melakukan
kegiatan bercocok tanam dan membagi bidang-bidang pada tanah tersebut dalam
bentuk yang sempit juga memanjang. (6) Crop
Rotation, yakni usaha untuk mencegah erosi dengan cara mengganti jenis tanaman
yang menjadi komoditi pertanian agar tanah pada lahan tani tidak terkuras unsur
haranya karena diisap secara terus menerus oleh tanaman yang itu-itu saja. (7) Pemupukan, Cara mencegah erosi yang satu ini bertujuan
untuk mengembalikan vitalitas tanah sehingga ia tidak akan mudah terbawa oleh
air, es maupun angin. (8) Reboisasi,
langkah ini sangat signifikan. (9) Drainase,
yakni dengan mengatur sirkulasi air demi untuk memaksimalkan kesuburan tanah. (10) Cara mencegah erosi lainnya
adalah dengan membangun atau memasang tembok batu rangka besi di pinggiran
sungai.
B. Saran
Hendaknya waktu yang diberikan dalam pembuatan laporan
diperpanjang lagi, karena penulisan laporan ini memerlukan data yang jelas dan
dalam pembuatan laporan ini harus dengan keseriusn agar nantinya hasilnya
memuaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah IPB.
Kartosapoetra.
1985. Teknologi Konservasi
Tanah dan Air. Jakarta: Bumi Aksara
Zainal.A.2013. Laporan Praktikum Konservasi Tanah . http://zainalarifin
belillas.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-konservasi-tanah-dan.html.28
Maret 2014.
1xbet korean sports betting review
BalasHapusRead our in-depth review about the latest sportsbook 1xbet korean 바카라 bookmaker 1xbet korean with kadangpintar the best welcome bonus, promotions, banking, live casino,